Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Januari 2009

Klorin di Kolam Renang

Saat berenang, tanpa sadar kita mengeluarkan zat organik berkomponen nitrogen seperti keringat, ludah, dan urin. Jika klorin berbaur dengan zat organik berkomponen nitrogen akan menghasilkan zat-zat sisa yang berbahaya, contohnya kloramin.

Sebagian kloramin larut dalam air. Selain itu ada juga yang dilepaskan ke udara (trikloramin) , dan membuat area sekitar kolam renang beraroma khas kaporit. Konsentrasi tertinggi kloramin di udara ada pada jarak terdekat, yaitu udara di atas permukaan air kolam. Karena alasan kebersihan, pengelola kolam renang memperbanyak klorin tanpa tahu batasannya. Padahal konsentrasi klorin yang tinggi seringkali menyebabkan zat berbahaya terserap tubuh secara berlebihan melalui kulit. Demikian juga dengan masalah pernafasan.

Hal ini diperparah dengan adanya kolam renang indoor (dalam ruangan). Idealnya kolam renang dibangun di area terbuka karena pergerakan udara di atas permukaan air dapat mengurangi konsentrasi kloramin. Pada kolam renang indoor, trikloramin bisa terperangkap di udara dalam ruangan, terlebih lagi jika kolam renang tresebut tidak memiliki plafon ruangan yang tinggi dan ventilasi yang baik.

Jika Anda dapat menghirup bau klorin di kolam artinya kadar klorin dalam air tergolong tinggi dan berbahaya. Oleh karena itu, tidak hanya perenang namun petugas yang membersihkan kolam juga ikut terganggu. Siapa saja yang rentan? Para atlet atau orang yang seringkali berenang dan anak-anak. Trikloramin dilepaskan ke udara saat terjadi pergerakan dalam air. Semakin banyak pergerakan yang terjadi dalam air, maka semakin banyak juga trikloramin yang dilepaskan. Bagaimana dengan anak-anak? Sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang sempurna, anak-anak juga lebih banyak menghirup udara per unit badan dibandingkan orang dewasa.

kabar baik buat pecinta rokok menthol?

Kebanyakan pencinta rokok pasti mengetahui kalau rasa menthol memberikan rasa berbeda ketika sedang merokok. Namun, sebuah penelitian membuktikan rokok menthol dua kali lebih berbahaya dari rokok biasa.

Penelitian yang melibatkan 1,700 orang perokok tersebut dilakukan oleh University of Medicine and Dentistry of New Jersey (UMDNJ). Hasilnya bisa ditebak rokok dengan sensasi menthol jauh lebih berbahaya. Pasalnya, rokok menthol membuat seseorang sulit berhenti ketimbang rokok biasa.

Penelitian menunjukkan kalau nikotin dan karbonmonoksida lebih banyak ditemukan di rokok menthol sehingga membuat penikmatnya susah berhenti.
Mereka sulit berhenti karena menthol membuat efek nikotin lebih mudah masuk.

para peneliti menolak keras keberadaan rokok menthol. Apalagi rokok ini termasuk paling digemari oleh anak muda dan para wanita. Pasalnya, tidak bisa dipungkiri, rokok telah menjadi bagian gaya hidup dari kaum muda metropolis.

Industri menargetkan rokok menthol pada konsumen yang mempunyai dana terbatas seperti anak muda. Agar mereka terus 'kecanduan', meskipun menghisap dalam jumlah yang tidak banyak setiap harinya